BELAJAR BERSAMABELTEKSI

Sabtu, 05 Agustus 2017

HITUNGAN MEKANIKA KONSTRUKSI BALOK OVERSTEK BEBAN TERPUSAT

0 komentar

Istilah overstek pada bangunan adalah bagian bangunan / konstruksi yang menggantung tanpa ditopang kolom / tiang atau dinding. Overstek dapat berupa tritisan, lantai bangunan, topi-topi dan lain-lain. Overstek merupakan salah satu ciri dari bangunan tropis yang gunanya untuk melindungi dinding, kusen, dari cuaca atau mengurangi sinar matahari yang menyinari kaca jendela dan dinding.
 
Gambar. Konstruksi balok beroverstek dengan beban terpusat

1. Menghitung reaksi tumpuan
    ΣGV = 0
    Av – P = 0
    Av = P
2. Persamaan shear forces diagram (SFD)
    Tinjauan titik X sejauh x dari B
    Dx = P → Merupakan garis lurus sejajar sumbu balok
3. Persamaan bending moment diagram (BMD)
    Mx = -P. x → Merupakan garis lurus miring
    Untuk x = a; Mx = MA = -P.a
    Untuk x = 0; Mx = MB = 0
 
Gambar. Konstruksi balok beroverstek dengan beban terpusat



Semoga bermanfaat,..... kalo ada kekurangan ataupun kesalahan silahkan di ketik pada kolom komentar.....:),,,,, 
jangan lupa like ok...:)

LANJUTKAN MEMBACA => HITUNGAN MEKANIKA KONSTRUKSI BALOK OVERSTEK BEBAN TERPUSAT

Sabtu, 21 November 2015

PEKERJAAN PELAKSANAAN SAMBUNGAN TULANGAN KOLOM

0 komentar
Kolom didefinisikan sebagai batang vertikal yang berfungsi menahan beban dari balok dan diteruskan hingga menuju pondasi. Kolom adalah komponen yang sangat penting bagi bangunan karena menompang seluruh komponen diatasnya. Untuk merencanakan kekuatannya diperlukan pemahaman terhadap batas dari kemampuan kolom, karena kegagalan kolom akan mempengaruhi seluruh struktur bangunan. Kolom yang biasa digunakan dalam konstruksi dewasa ini merupakan kolom dengan konstruksi beton bertulang. Beton bertulang merupakan beton yang dipadu dengan baja tulangan longitudinal dan menggunakan ikatan baja sengkang. Dalam pelaksanaanya panjang baja tulangan terbatas karena merupakan produksi pabrik. Untuk itu penulangan kolom harus dilakukan proses penyambungan, dalam penyambungan tersebut panjang tulangan diberikan lewatan sepanjang rencana.

Salah satu cara agar bangunan dapat tetap kokoh atau tidak runtuh ketika terjadi gempa besar yaitu dengan melalui pembentukan sendi plastis yang sebanyaknya sebelum bangunan mengalami keruntuhan. Hal ini merupakan salah satu filosofi dalam mendesain bangunan terhadap beban gempa dimana bangunan diizinkan untuk mengalami kerusakan berat melalui terbentuknya sendi plastis yang tersebar cukup banyak di sepanjang bangunan tetapi tidak diharapkan untuk runtuh pada batas beban gempa yang ditentukan. Salah satu penyebab kerusakan gempa yang parah dengan kondisi detail yang buruk pada bangunan struktur beton bertulang yang sering ditemukan pasca gempa adalah terjadinya kegagalan pada daerah dilakukannya sambungan lewatan (lap splice) khususnya yang dilakukan pada daerah sendi plastis seperti pada daerah ujung kolom tepat di atas pelat lantai yang merupakan tempat yang paling berpotensi terjadinya sendi plastis pada saat beban gempa bekerja karena memiliki tingkat momen yang cukup besar seperti gambar dibawah ini.


Hal ini mengakibatkan bagian pada ujung kolom menjadi daerah yang paling berpotensi untuk terjadi deformasi plastis. Oleh sebab itu, pada daerah ini harus direncanakan sebaik-baiknya sehingga memungkinkan kolom untuk dapat mengalami deformasi plastis yang cukup besar sebelum kolom tersebut mengalami kegagalan, atau di usahakan sebisa mungkin agar tidak melakukan penyambungan di daerah ujung kolom tepat di atas plat lantai, karena Bangunan yang menggunakan sambungan lewatan pada daerah sendi plastis kolom  memiliki daktilitas yang lebih rendah sehingga menyebabkan perpindahan lateral yang lebih kecil hingga terjadi penurunan kekuatan struktur bangunan yang siknifikan.

Penyambungan pada bagian tengah kolom akan memberikan kinerja yang lebih baik, karena posisi penyambungan  (Lap splices) berada  pada daerah titik balik momen seperti gambar dibawah ini:




Semoga bermanfaat,.....
kalo ada kekurangan ataupun kesalahan silahkan di ketik pada kolom komentar.....:),,,,,
jangan lupa like ok...:)
LANJUTKAN MEMBACA => PEKERJAAN PELAKSANAAN SAMBUNGAN TULANGAN KOLOM

Kamis, 19 November 2015

PELAKSANAAN PEKERJAAN SAMBUNGAN TULANGAN BALOK

0 komentar
Panjang baja tulangan yang ada di pasaran biasanya 12m ditekuk menjadi 2. Struktur beton bertulang yang akan kita cor tentunya memiliki ukuran yang bervariasi sehingga panjang tulangan pun tidak bisa sama, dan penyambungan tulangan pasti diperlukan. Tetapi penyambungan tulangan harus memperhatikan dimana kita sebaiknya menyambung dan berapa panjang penyambungannya agar struktur sesuai dengan yang kita harapkan. Pada intinya penyambungan tulangan diupayakan diletakkan di daerah yang memiliki tegangan tarik yang lebih rendah, contoh seperti gambar dibawah ini.

Gambar perletakan sambungan tulangan balok
Untuk penyambungan tulangan balok, penyambungan tulangan longitudinal bawah dilakukan didekat daerah kolom penyangga atau biasa disebut daerah tumpuan,  sedangkan untuk tulangan longitudinal atas dilakukan di tengah bentang balok atau biasa disebut daerah lapangan. Seperti gambar di atas kita ketahui bahwa untuk daerah longitudinal sambungan tulangan bawah berada di posisi daerah yang mengalami kuat tarik yang lebih rendah, begitu juga dengan sambungan longitudinal tulangan atas.
Khusus untuk detail tahan gempa, penyambungan tulangan atas dan bawah dilakukan di daerah sejarak 2 x tinggi balok dari muka kolom, karena gaya gempa bersifat bolak-balik.
Guna menjamin keberhasilan struktur “beton bertulang”  maka lekatan batang tulangan baja dengan beton yang mengelilinginya harus berlangsung sempurna tanpa terjadi penggelinciran atau pergeseran. Pada waktu struktur beton bertulang bekerja menahan beban akan timbul tegangan lekat  yang berupa shear interlock pada permukaan singgung antara batang tulangan baja dengan beton.
  • Tegangan lekat yang timbul akan setara dengan variasi perubahan nilai beban yang ditahan sepanjang struktur.
  • Ragam bentuk tegangan lekat dipengaruhi oleh terjadinya retak diagonal dan retak lentur
  • Hasil pengukuran menunjukkan nilai tegangan lekat cukup tinggi di tempat tepat bersebelahan dengan retak-retak tersebut.
  • Diperlukan persyaratan tertentu untuk mengantisipasi tegangan lekat lentur tinggi pada tempat rawan dimana terjadi perubahan gaya tarik mendadak sepanjang bentang.

Tegangan lekat tinggi pada batas tertentu mengakibatkan penggelinciran lokal dan bila terus meningkat maka akan mengakibatkan bukaan retak lebih lebar shingga akan mengakibatkan terjadinya defleksi (lendutan). Penggelinciran tulangan baja terhadap beton tidak akan mengakibatkan keruntuhan strukur apabila ujung-ujung struktur tetap kokoh terjangkar.
Guna menjamin tercapainya lekatan kuat adalah dengan memperhitungkan efek penambatan atau penjangkaran  ujung-ujung batang tulangan baja di dalam beton.
  • Penambatan atau penjangkaran ujung batang tulangan baja akan berlangsung dengan baik apabila batang tulangan baja tertanam kokoh di dalam beton pada jarak kedalaman tertentu yang disebut panjang penyaluran tulangan baja (ℓd )
  • Apabila karena terbatasnya tempat atau penempatan baja tulangan untuk memasang panjang penyaluran, maka dapat dibuat penambatan khusus seperti kait atau bengkokkan.


Semoga bermanfaat,.....
kalo ada kekurangan ataupun kesalahan silahkan di ketik pada kolom komentar.....:),,,,, 
jangan lupa like ok...:)


LANJUTKAN MEMBACA => PELAKSANAAN PEKERJAAN SAMBUNGAN TULANGAN BALOK

Selasa, 17 November 2015

ABOUT ME

0 komentar
KONTAK / WEBSITE
E-mail                                   : jofigin@gmail.com
website                                : belteksi.blogspot.com
LinkedIn                               : Linkedin



AKADEMIS
LANJUTKAN MEMBACA => ABOUT ME

PENENTUAN TULANGAN SUSUT PADA PENULANGAN BALOK

2 komentar
Tulangan susut diperlukan untuk menjaga mutu beton agar tetap baik setelah proses pengikatan (setting time) berlangsung atau dilapangan sering disbut dengan “tulangan peminggang”, dimana ada kemungkinan beton akan mengalami penyusutan dimensi dan mengurangi kualitasnya. Sesuai dengan ketetapan yang berlaku dimana tidak diizinkan adanya jarak pada beton sebesar lebih dari 30cm tanpa penulangan.

Gambar . Penulangan dan tulangan susut pada balok

Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.16.12.2) :

Contoh perhitungan untuk menentukan perlu tidaknya dan berapa banyak tulangan susut yang akan digunakan:
Hasil desain balok diproleh misalkan:
b balok            = 30cm
ht balok           = 70cm
Dipakai tulangan susut D13, Ad = 1/4.π. d² = 1/4 . 3,14. (13)² = 132,665 mm² = 1,326 cm²

fy         = 400 MPa.
Asst     = 0,0018 x b x ht
= 0,0018 x 30 x 70
= 3,78 cm2
n          = Asst/Ad= 3,78/1,326= 2,8 ≈ 4 buah
Dipakai 4 D13
Maka hasil desain balok adalah:




Untuk memproleh file berbentuk format word , silahkan klik link dibawah ini :


Semoga bermanfaat,..... 

kalo ada kekurangan ataupun kesalahan silahkan di ketik pada kolom komentar.....:),,,,, 

jangan lupa like ok...:)
LANJUTKAN MEMBACA => PENENTUAN TULANGAN SUSUT PADA PENULANGAN BALOK

Sabtu, 07 Februari 2015

HITUNGAN MEKANIKA TEKNIK BEBAN SEGITIGA SIMETRIS

1 komentar
Untuk menghitung dan menggambar bidang BMD dan bidang SFD pada pembebanan segitiga simetri dengan metode analitis.Berikut disajikan tata cara perhitungan konstruksi balok dengan beban segitiga simetri.
 1. Menghitung Reaksi perletakan RA dan RB 
     ΣMB = 0
     RA.L – ½ L.q.½ L = 0
     RA.L – ¼ q.L.L = 0 
     RA = ¼ q.L 
     Karena Bebannya Simetris, Maka:
     RA = RB = ¼.q.L
     Untuk q = 2 kNm; dan L = 8; diperoleh:
     RA = RB = ¼ .2 . 8
     RA = RB = 4 kN

2. Menghitung SFD (Shear forces diagram)
    Dx = RA – qx
    Dx=1/4 .q.L- (q.x^2)/L
    Untuk x = 0,      maka Dx = DA = RA = 1/4  .q.L = 1/4.2.8
                                              = 4 KN
    Untuk x = ½ L, maka Dx  = DC =  1/4 .q.L- (q .x^2)/L
                                              =  1/4.2.8 - (2 .4^2)/8 = 0

 3. Menghitung BMD (Bending Momen diagram)Tinjau titik X sejauh dari A, dimana 0 ≤ x ≤ ½ L  
    (setelah jarak ½ L garis beban berubah). 
    Mencari beban yang ditinjau dari titik (X).
    qx/x=  q/(1⁄2 L)
    qx=  (2.qx)/L
    Δx = Luas segitiga sepanjang X
    Δx =  1/2.x.qx=1/2.x.(2.qx)/L
    Δx = (qx^2)/L

    Menghitung Momen 

    Mx = RA.x- Δx.x/3
    Mx = 1/4 q.L.x-(qx^3)/L . x/3
    Mx = 1/4 q.L - (qx^3)/3L

    Momen Ekstrem terjadi pada Dmx/dx = 0
    dMx/dx =  1/4 q.L - (3.q.x^2)/3L
    0 =  1/4 q.L - (3.q.x^2)/(3.L)→(q.x^2)/L=  1/4 q.L→x^2=1/4 L^2
    x = ±1/2 L
  

     Jadi, Momen ekstrem terjadi pada 1/2L yang besarnya :
     Menghitung BMD
     Mx = 1/4 q.L - (qx^3)/3L=  1/4 q.L.(1/2.L)- ((q.(1/2 L)^3)/3L)
     Mx = (qL^2)/8-  (qL^2)/24
     Mx = (qL^2)/12, Maka Mmak = (qL^2)/12=(2.8^2)/12=10,67 KNm

Dari hasil hitungan, maka dapat  digambarkan diagram SFD dan BMD seperti gambar dibawah ini .
Pada struktur beton, pelimpahan beban pelat sering diperhitungkan dengan beban segitiga. Beban yang berbentuk segitiga ini ditransfer menjadi beban merata di seluruh bentangnya (beban segitiga menjadi beban merata).

Agar lebih mudah untuk memahaminya saya sediakan link download untuk file word, silahkan klik link dibawah ini :



Semoga bermanfaat,.....
kalo ada kekurangan ataupun kesalahan silahkan di ketik pada kolom komentar.....:),,,,, 
jangan lupa like ok...:)
LANJUTKAN MEMBACA => HITUNGAN MEKANIKA TEKNIK BEBAN SEGITIGA SIMETRIS
 

BELTEKSI © 2015 JOI FIKTORI GINTING, ST